"Anehnya Masyarakat Kita, Hari Valentine Dimaknai Legal Bers*tub*h"


Fenomena beberapa golongan masyarakat yang sibuk menolak atau merayakan valentin menjadi unik dalam khasanah sosial di negeri ini.
Hal ini turut menarik komentar akademisi sosial salah satunya Ferdiansyah Rivai dari Universitas Sriwijaya (Unsri).
Menurutnya fenomena Valentine menyiratkan banyak hal. Ia menyiratkan bagaimana parahnya masyarakat kita dalam memaknai sejarah.
"Dari fenomena ini, kita bisa paham bahwa banyak masyarakat kita yang memang enggan memaknai sejarah seperti yang selalu dianjurkan," katanya.
Ia menjelaskan Valentine sebetulnya merupakan simbol perlawanan seorang pemuka agama, di mana ketika itu ada raja yg sewenang-sewenang melarang ritual pernikahan.
Pemuka agama tersebut kemudian dengan berani melawan raja, dengan tetap menikahkan pasangan yang ingin menikah secara diam-diam.
Pemuka agama ini kemudian dipenjara pada 14 Februari, dan para pengikutnya kemudian merayakan hari tersebut untuk mengenang si pemuka agama yang bernama St.Valentino.
"Seharusnya, hari valentine dimaknai sebagai hari perlawanan terhadap kesewenang-wenangan penguasa, atau Hari Kemerdekaan Untuk Menikah," ungkapnya.
Namun negeri ini menurutnya memaknai secara aneh.
"Anehnya, di masyarakat kita, hari Valentine dimaknai sebagai hari yang dilegalkan untuk menyatakan cinta, bahkan bersetubuh," tutup dosen lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini. 

Related Posts :

0 Response to " "Anehnya Masyarakat Kita, Hari Valentine Dimaknai Legal Bers*tub*h" "

Posting Komentar