Mbak Pelayan Toko Es Krim yang Judes


DI ujung blok perumahan, ada toko es krim baru. Sudah berhari-hari Umar ingin membeli es krim itu. Harganya cukup mahal. Jadi Umar harus menabung beberapa hari dulu.
Ketika dirasanya uang tabungannya cukup, sepulang sekolah Umar ke toko es krim itu. Yang paling menyenangkan dari toko es krim ini adalah anak-anak yang membelinya boleh memakannya di meja dekat jendela dan bisa melihat ke jalan.
Ternyata penjaga toko itu perempuan dan judes.
“Berapa harga satu gelas es krim coklat?” tanya Umar.
Si pelayan menyebutkan harga es krim itu. Matanya memandang ke tempat lain.
Umar menghitung uang di saku celananya.
“Kalau es krim polos berapa, Mbak?” tanya Umar lagi.
Si pelayan dengan kasar menyebutkan harga es krim yang dimaksud oleh Umar. Harganya lebih murah daripada rasa coklat tadi.
Pembeli di belakang Umar sudah mengantre. Si pelayan tidak sabar.
“Kalau begitu saya akan beli es krim polos…” kata Umar lembut.
Umar menghitung koinnya lagi. “Saya akan beli es krim polos saja Mbak,” katanya lembut. Setelah itu Umar menuju meja yang kosong.
Si pelayan perempuan kemudian membawakan membawakan es krim Umar, menaruhnya di atas meja dengan sedikit bunyi keras.
Umar memakan es krimnya dengan perlahan dan tersenyum. Ia merasa bersyukur bisa makan es krim.
Ketika sudah habis, Umar meninggalkan toko es krim itu.
Si pelayan perempuan bergegas membersihkan gelas es krim Umar. Namun alangkah terkejutnya ia ketika di meja itu ia mendapati ada beberapa lembar uang, dengan secarik kertas, berbunyi: “Jangan tersinggung ya, Mbak. Uang ini sedikit untuk Mbak. Saya harus menabung beberapa hari untuk bisa makan es krim di sini, jadi saya berterima kasih pada Mbak yang baik hati mau mengizinkan saya makan di sini.”
Si pelayan membaca kertas itu sambil menangis. []

0 Response to " Mbak Pelayan Toko Es Krim yang Judes "

Posting Komentar