Ini Orang-orang yang Didoakan Malaikat Pemikul ‘Arsy Agar Masuk Surga


SUDAH seringkali kita dengar kisah Isra’ dan Mi’raj, salah satunya doa malaikat pemikul ‘arsy.
Menurut Alquran, setiap hari para malaikat pemikul ‘arsy dan malaikat di sekitarnya gemuruh membacakan zikir dan doa.
Mereka berzikir memuja kebesaran Alllah SWT; mereka berdoa untuk kaum mukmin.
Zikir dan doa inilah yang didengar Rasulullah SAW sebelum melihat Jibril as di Sidratul Muntaha.
Alquran menyebutkan doa malaikat pada Surah Al-Mukmin ayat 7:
- Mereka yang memikul ‘Arsy dan mereka yang di sekitar-Nya bertasbih dengan pujian Tuhan. Mereka beriman pada-Nya serta memohonkan ampunan bagi orang yang beriman.
- Wahai Tuhan kami. Kasih dan ilmu-Mu meliputi segala sesuatu. Ampuni mereka yang kembali dan mengikuti jalan-Mu. Jauhkan mereka dari azab neraka yang bernyala.
- Tuhan kami. Masukkanlah mereka ke surga ‘Adn yang telah Kau janjikan pada mereka bersama-sama orang saleh di antara orangtua mereka, isteri-isteri dan keturunan mereka.
- Sungguh Engkau Mahaperkasa dan Mahabijaksana
Doa malaikat di atas menunjukkan dua hal. Pertama, di bumi ini ada orang yang selalu didoakan oleh para malaikat. Kedua, mereka didoakan malaikat untuk dimasukkan ke surga beserta seluruh keluarga, orangtua, isteri dan anak cucunya.
Lantas, siapa gerangan orang-orang yang beruntung ini? Siapa gerangan orang-orang yang didoakan malaikat dan dimasukkan ke surga beserta keluarganya? Allah SWT menyebutkan tanda-tanda mereka dengan jelas.
A. Mereka yang kembali dan mengikuti jalan-Mu.
Berbahagialah orang yang di tengah perjalanan menyadari kekeliruannya dan kembali lagi kepada fitrahnya.
Ia tutup lembaran masa lalunya yang hitam dan merintis kehidupan baru di atas ajaran Tuhan.
Orang-orang yang seperti itulah yang didoakan para malaikat.  “Mereka yang kembali dan mengikuti jalan-Mu.”
Mereka bukan orang yang tidak pernah bersalah, tetapi orang yang menyadari kesalahan dan memperbaikinya.
Mereka pernah berbuat maksiat dan menyesali maksiatnya serta menebusnya dengan ibadah.
Mereka pernah tersesat tetapi kemudian melhat cahaya hidayah dan mengubah jalan hidupnya sesuai dengan syariat.
B. Mereka mengisi hidupnya dengan iman dan aimal saleh, lalu keluarganya mengikuti mereka dengan iman dan amal saleh pula.
Alquranulkarim menceritakan orang-orang yang di Hari Akherat dihimpunkan Allah SWT beserta isteri-isteri mereka dan keturunan mereka.
Dalam Surah Al-Zukhruf ayat 70, Allah SWT berfirman kepada mereka yang akan masuk ke surga, “Masuklah ke surga beserta isteri kamu untuk digembirakan.” Dalam Surah Al-Ra’d ayat 23,Allah SWT berfirman, “Surga ‘Adn, mereka masuk ke dalamnya bersama mereka yang saleh di antara orang-orangtua mereka, isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka.”
Abdullah bin Abbas, dalam hadist yang dikeluarkan At-Thabrani dan Ibn Mardawaih, meriwayatkan sabda Rasulullah SW, “Ketika seseorang masuk ke surga, ia menanyakan orang-tua, isteri dan anak-anaknya. Lalu dikatakan kepadanya, ‘Mereka tidak mencapai derajat amalmu.’ Ia ber kata, ‘Ya Rabbi, aku beramal bagiku dan bagi mereka.’ Lalu Allah SWT memerintahkan untuk menyusulkan keluarganya ke surga itu. . “Setelah itu Ibnu Abbas membaca Surah Al-Thur ayat 21, “Dan orang-orang yang beriman, lalu anak cucu mereka mengikuti mereka dengan iman, ka mi susulkan keturunan mereka pada mereka, dan Kami tidak mengurangi amal mereka sedikit pun.”
Mungkin ada orang yang bertanya, bukankah pada Hari Akherat “orang berpisah dari saudaranya, ibu dan ayahnya, isteri dan anak-anaknya.” (QS 80:33-36)? Bukankah pada Hari Kiamat “tidak ada jual-beli, tidak ada persahabatan, dan tidak ada pertolongan” (Q 2:254)? Bukankah setiap orang akan “diberi balasan sesuai dengan apa yang ia kerjakan” (QS 53:39)? Mana mungkin Allah SWT menghimpunkan orang dengan seluruh keluarganya di surga ‘Adn, padahal tingkat amalnya berlainan?
Dalam Surah Az-Zukhruf ayat 67 disebutkan bahwa “pada hari itu sahabat-sahabat menjadi musuh satu sama lain kecuali orang-orang yang takwa.” Seluruh persahabatan, seluruh ikatan kekeluargaan, seluruh tali persaudaraan akan putus, kecuali di kalangan orang-orang yang takwa.
Betul, di Hari Akherat isteri berpisah dari suaminya, anak dari orangtuanya, pemimpin dari anak buahnya, kawan dari sahabatnya.
Tetapi ini hanya berlaku bagi orang kafir, orang durhaka, atau orang yang tidak mengisi hidupnya dengan iman dan amal saleh. Hal ini tidak berlaku bagi orang yang bertakwa.
Karena itu, bila orang lain mengatakan, “hanya maut yang memisahkan kita”, suami-isteri yang bertakwa akan berkata, “Bahkan maut pun tidak akan sanggup memisahkan kita.” Allah SWT berfirman, “Masuklah kamu beserta isteri-isteri kamu….” (QS 43:70).
Bila orang berduka karena ditinggal wafat oleh orang yang dicintainya, seorang Muslim masih menyimpan harapan, karena kelak di Hari Akherat, Allah SWT akan menghimpun mereka kembali. Syarat untuk itu hanya satu: takwa.

Takwa ditampakkan dalam iman dan amal saleh. Keluarga, himpunan, kumpulan, golongan yang diikat oleh ikatan iman dan amal saleh tidak akan berpisah sampai Hari Akhir sekalipun.
Iman sudah kita ketahui bersama, tetapi apa yang disebut saleh? Amal saleh, menurut arti katanya, ialah karya yang baik, karya yang mendatangkan manfaat.
“Allah menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji siapa di antara kamu yang paling baik karyanya.” (QS 67:2).
Ada amal saleh yang memberi manfaat secara individual seperti salat malam, berzikir dan hal-hal lain yang berkaitan dengan ibadah. Ada amal saleh yang selain bermanfaat bagi pelakunya juga bermanfaat bagi orag lain. Ini adalah amal kemasyarakatan seperti membebaskan orang-orang dari kebodohan, keterbelakangan dan kemiskinan. Kita menyebut amal sosial ini dengan istilah “membangun.
Menurut Islam, amal sosial ini dinilai lebih tinggi daripada amal-amal individual. Karya-karya kita di te ngah masyarakat diberi ganjaran yang lebih besar daripada karya-karya yang hanya menguntungkan diri sendiri.
Ketika Rasulullah SAW ditanya, “Amal apa yang paling utama?” Nabi yang mulia menjawab, “Seutama-utama amal ialah memasukkan rasa bahagia pada hati orang yang beriman, yaitu melepaskannya dari rasa lapar, membebaskannya dari ksulitan, dan membayarkan ‘utang-utangnya’.” (HR Ibnu Hajar Al-Asqalani).
Pada riwayat lain, Nabi SAW bersabda: “Tidak ada kebajikan yang lebih utama setelah iman, selain mendatangkan manfaat bagi orang lain; dan tidak ada kejelekan yang lebih jahat setelah musyrik, selain mendatangkan kesengsaraan pada orang lain.”
Sebagai pelengkap, berikut disertakan hadist-hadist yang lain tentang amal saleh:
a. “Barangsiapa di waktu pagi berniat untuk membela orang yang teraniaya dan memenuhi kebutuhan seorang muslim, baginya ganjaran seperti ganjaran haji mabrur.”
b. “Hamba yang paling dicintai Allah ialah yang paling bermanfaat bagi manusia.”
c. “Barangsiapa berjalan untuk memenuhi keperluan saudaranya pada satu saat di siang hari atau malam hari, baik ia berhasil memenuhinya atau tidak berhasil, itu lebih baik baginya daripada I’tikaf dua bulan.”
d. Barangsiapa membebaskan seorang mukmin dari kesusahannya atau menolong orang yang teraniaya, Allah SWT akan memberikan kepadanya tujuh puluh tiga ampunan.”
Ringkasnya, Rasulullah SAW mendengar gemuruh doa para malaikat yang memikul ‘Arsy. Kita tidak mendengarnya.
Tetapi melalui Alquran kita mengethui bahwa saat ini pun mreka bertasbih dan berdoa untuk orang yang bertakwa; untuk orang yang meyakini Allah, Rasul-Nya, dan kiab-Nya, serta mengisi hidunya dengan amal yang bermafaat; untuk mereka yang menemukan makna hidup dalam penyerahan diri kepada Allah, dan kebajikan pada sesama manusia; untuk mereka yang melebarkan salatnya dari masjid ke rumah, ke kantor, ke kota, ke seluruh negeri, bahkan ke seluruh dunia; dan untuk mereka yang memilih hidup guna membangun jiwa dan raga orang lain.

0 Response to " Ini Orang-orang yang Didoakan Malaikat Pemikul ‘Arsy Agar Masuk Surga "

Posting Komentar