Saya (pernah) terluka. Bukan hanya hari kemarin tapi juga saat ini. Saya bahkan sengaja lupa kapan pernah menjatuhkan cinta lagi. Yang jelas, terluka karena cinta resmi membuat saya menghilang dari untaian-untaian huruf. Huruf-huruf yang selalu tersusun karena kehadirannya dalam ingatan. huruf-huruf yang selalu memujanya dengan penuh keindahan. Kini setelah kehilangan yang disebabkan oleh cinta pada manusia, membuat saya harus menghilangkan segala ingatan tentangnya. Dan tidak lagi menghadirkannya dalam huruf-huruf yang selalu kueja.
Ah, barangkali benar. Jika cintamu telah jatuh pada dia yang tepat menurut versi Tuhan mungkin hatimu tidak lagi terkebiri oleh nestapa yang sama.
Kamu tidak bersalah saat menjatuhkan cinta, yang salah hanya waktunya yang belum tepat menurutnya. Dulu saat hatimu tergila-gila padanya, segala yang tampak olehmu hanya pesonanya saja sehingga tanpa sengaja kamu menaruh sebuah harapan besar bahwa suatu masa dia akan menjadikanmu sebagai rumah. Rumah baginya untuk pulang.
Lalu, pada saat hatimu dipenuhi bunga-bunga yang kamu rawat sepenuh cinta. Akhirnya harus layu dan mati hanya karena dia sudah enggan menyiraminya. Luarbiasa tuhan, saat kamu merasa amat terluka. Dia menghampiri, menawarimu pundaknya, membuat hatimu tidak terlalu terluka dalam. Sebab hanya Tuhanmulah sebaik-baiknya cinta yang sebenarnya.
Kini bersihkanlah hatimu, hapus segala perihal tentangnya. Nanti, kalau Tuhan mempertemukanmu dengan jodoh sejatimu, kamu pasti akan merasa sudah menemukan rumah yang sesungguhnya.
Setelah penolakan dari Tuhan membuatmu harus mempertanyakan lagi, apa benar itu cinta, apa hanya sekedar rasa kagum biasa yang malah menjadi berlebihan. Sementara dia yang memenuhi seluruh rongga kepalamu, seluruh ruang hatimu yang bahkan tanpa kau sadari entah masih adakah Tuhan di dalamnya. Dia yang sama sekali bukan (belum) jadi siapa-siapamu. Telah membuatmu berangan terlalu tinggi. Kembalilah. Dan berpijaklah pada bumi kembali.
Setelah penolakan dari tuhan melalui ucapannya membuatku memutuskan untuk diam. Berhenti membicarakan perihalnya, berhenti merindukannya,dan menghapus semua ingatan yang tersisa tentangnya. Karena begitulah caraku mengobati hati yang terlanjur kulukai. Hanya karena dengan begitulah cara yang terbaik untuk membersihkan hati dari ingatan-ingatan tentangnya.
Kini untuk kembali menjatuhkan cinta, percayakan pada Tuhan. Sebab jatuh cinta menurut versi-Nya adalah sebaik-baiknya berharapan tanpa dikecewakan. Cinta yang masih tersisa dalam dada biarkanlah ada bahkan terus ada sampai datang seseorang dan berkomitmen suci pada sang Maha pemilik cinta.
Setelah semua yang tertulis diatas, tetaplah berharapan dan berangan hanya kepada yang berhak mengabulkan. Sebab tidak akan pernah kau rasakan kesakitan lagi. Dan semoga Tuhan menjatuhkan cinta hanya kepada pemilik tulang rusuk yang digunakan untuk menciptakan kita.
0 Response to " Tuhan, Jatuh Cintakan Aku Dengan Dia yang Paling Tepat Menurut-Mu "
Posting Komentar