16 Mitos seputar sains ini tak boleh lagi kamu percayai, salah kaprah!


Ilmu pengetahuan alam itu memang luas. Dulu ketika zaman SD, kita belajar ilmu sains yang membahas berbagai topik yang menarik, seperti mekanisme bumi berotasi, gravitasi bumi, bulan, dan masih banyak lagi.

Menginjak SMP dan SMA, kita diperkenalkan cakupan pembahasan sains yang lebih luas. Ada Fisika, Biologi, Kimia, dan Geografi. Semuanya membahas fenomena alam dan cara alam bekerja. Namun tahukah kamu terdapat sejumlah mitos, kesalahpahaman, dan ketidakakuratan informasi sains yang kita percayai selama bertahun-tahun?
Informasi keliru tersebut bisa jadi karena kita terima apa adanya tanpa melakukan penelusuran lebih jauh. Atau bisa juga karena perkembangan ilmu sains terbaru sehingga data lama tak lagi relevan.

Nah, kali ini brilio.net akan bagikan mitos seputar sains yang dilansir dari tech insider, Jumat (18/3).


1. Matahari berwarna kuning
foto: NASA

Kalau kamu melihat matahari di siang hari, warnanya memang terlihat kuning. Tapi sebenarnya, cahaya matahari itu berwarna putih. Atmosfer bumi lah yang membuat warna matahari seolah-olah jadi kuning. Atmosfer membelokkan cahaya melalui efek yang disebut hamburan Rayleigh. Fenomena inilah yang juga membuat langit tampak biru dan menyebabkan matahari berwarna kuning kemerah-merahan saat tenggelam.

Sumber: NASA, NOAA, Washington University, dan University College London


2. Gurun terluas di dunia adalah Sahara
foto: REUTERS/Deborah Zabarenko

Yang namanya gurun itu tak selalu dataran pasir yang luas dengan suhu yang panas. Tempat luas yang kering dan tidak berpenghuni juga bisa disebut gurun, contohnya Antartika. Karena di tempat ini nyaris tidak ada hujan dan dihuni beberapa jenis hewan saja. Antartika memiliki luas 5,4 juta mil persegi. Sementara Sahara hanya seluas 3,6 juta mil persegi.

Sumber: USGS, NASA, dan Encyclopedia of Earth


3. Ilmu astrologi bisa memprediksi masa depanmu
foto: Flickr

Rasanya sangat naif jika menggambarkan nasib masa depan berdasarkan pergerakan matahari, bintang, planet, dan bulan. Ironisnya, masih banyak orang yang menggantungkan keberuntungan mereka pada ramalan zodiak. Para ilmuwan pun sudah berkali-kali melakukan pembuktian ilmiah. Hasilnya apa? Astrologi tidak lebih dari metode mengundi nasib.

Sumber: The Humanist, Comprehensive Psychology, dan Nature


4. Sinyal telepon memantul dari satelit
foto: iStock

Kalau untuk ponsel satelit memang begitu mekanismenya. Tapi kalau untuk ponsel yang kamu gunakan setiap hari, metodenya berbeda. Ponsel akan memancarkan sinyal radio nirkabel dan melakukan pencarian, ping, dan relay data dari dan ke menara seluler terdekat. 

Ketika kamu menelepon, menara terdekat menghubungkan ke ponsel lain melalui jaringan yang luas dari koneksi tower ke tower dan kabel optik. Dengan kata lain, peran satelit cakupannya lebih luas untuk seluruh dunia. Namun untuk komunikasi data, hampir 99% melalui kabel bawah laut.

Sumber: Global Data Systems dan Tech Insider


5. Tembok Besar China satu-satunya bangunan yang bisa dilihat dari ruang angkasa
foto: Matt Barber

Tembok Besar China bukanlah satu-satunya bangunan yang terlihat dari ruang angkasa. Tergantung dari ruang angkasa sebelah mana kamu melihatnya. Dari Stasiun Luar Angkasa Internasional misalnya, kamu dapat melihat dinding dan banyak bangunan buatan manusia lainnya. Sedangkan kalau dari bulan, kamu tidak dapat melihat bangunan sama sekali, hanya cahaya redup dari lampu-lampu kota.

Sumber: NASA


6. Gravitasi bulan menyebabkan pasang surut air laut
foto: NOAA

Tidak sepenuhnya benar. Pada sisi bumi yang menghadap bulan, gravitasi bulan memang menarik air yang menyebabkan pasang. Tapi tarikan bulan ini juga sedikit melemahkan gravitasi di sisi lain dari Bumi.

Penyebab pasang surut sebenarnya ada inersia air dari rotasi bumi. Saat berputar dengan kecepatan sekitar 1.040 mph, bumi 'menghempaskan' air yang berlawanan dengan bulan. Sementara di sisi bumi yang lain, air menyurut dan mengalir untuk membentuk pasang.

Sumber: Tech Insider, NOAA, dan NASA


7. Bumi berbentuk bulat sempurna
foto: NASA

Bumi berputar dengan kecepatan 1.040 mph. Kecepatan ini mengakibatkan kutub planet menjadi pipih dan tonjolan di sekitar khatulistiwa. Akibat pemanasan global dan mencairnya gletser, para ilmuwan memprediksi bahwa tonjolan kini berkembang sehingga bentuk bumi semakin oval.

Sumber: StarrySkies.com dan MythBusters the Exhibition


8. Everest adalah gunung tertinggi di dunia
foto: Creative Commons

Everent memang gunung tertinggi di dunia jika diukur dari permukaan laut. Namun kalau diukur dari dasar hingga puncak, gunung tertinggi sedunia sebenarnya Mauna Kea di Hawaii.

Everest memiliki ketinggian 29.035 kaki di atas permukaan laut. Sedangkan Mauna Kea hanya mempunyai ketinggian 13.796 kaki di atas permukaan laut. Namun Mauna Kea memanjang sekitar 19.700 kaki di bawah Samudera Pasifik. Jadi kalau ditotal, ketinggian Mauna Kea sekitar 33.500 kaki atau hampir satu mil lebih tinggi dari Everest.

Sumber: Tech Insider
TUH, UDAH PAHAM KAN?
MASIH ADA MITOS-MITOS LAINNYA.. DIJAMIN BIKIN KAMU MANGGUT-MANGGUT
9. Air menghantarkan listrik
foto: Flickr/elitatt

Air murni atau suling sama sekali tidak bisa menghantarkan listrik. Penyebab air dapat mengantarkan listrik karena kandungan mineral, kotoran, dan hal-hal lain yang akan menghantarkan listrik.

Sumber: USGS


10. Berlian berasal dari batubara
foto: REUTERS/Brendan Mcdermid

Kebanyakan berlian tidak terbentuk dari batubara. Sebaliknya, berlian merupakan karbon yang dikompresi dan dipanaskan 90 mil di bawah permukaan bumi. Sementara batubara ditemukan sekitar 2 mil ke bawah permukaan bumi.

Sumber: Geology.com


11. Musim kemarau terasa panas karena bumi lebih dekat dengan matahari
foto: Flickr/Gilberto Filho

Bumi tidak lebih dekat dengan matahari ketika itu musim kemarau. Sebaliknya, bumi justru berada di titik terjauh dari matahari selama musim panas. Suhu terasa panas karena selama mengorbit, posisi bumi memungkinkan energi matahari menyinari permukaan bumi secara lebih langsung.

Sumber: NASA


12. Petir menyebabkan guntur
foto: Getty Images/Ethan Miller

Biasanya, gemuruh langit akan terdengar setelah terjadi petir. Akan tetapi, petir bukanlah penyebab adanya guntur. Petir hanyalah aliran elektron yang berpindah dari awan ke awan atau tanah ke awan. Hal ini pada gilirannya memanaskan udara ke dalam tabung plasma yang tiga kali lebih panas dari permukaan matahari.

Tabung plasma tersebut meluas dan mengontraksi udara di dekatnya, menciptakan retak jelas dan bergemuruh, bukan karena aliran elektron itu sendiri.

Sumber: Scientific American


13. Letak bulan dekat dengan bumi
foto: JAXA

Bulan kadang-kadang terlihat begitu dekat dengan bumi. Rasanya terlihat seperti di depan mata. Namun pada kenyataannya, bulan mengorbit pada jarak sekitar 239.000 mil dari bumi. Jika kamu berniat ke bulan dengan pesawat Boeing 747, mungkin akan memakan perjalanan sekitar 17 hari. Jauh banget kan?

Sumber: Tech Insider dan Boeing


14. Tidak ada yang bisa mengalahkan kecepatan cahaya
foto: Argonne National Laboratory

Tidak sepenuhnya benar. Cahaya memang dapat bergerak cepat di ruang hampa dengan kecepatan 299.792.458 meter per detik. Namun juga melambat ketika bergerak melalui zat yang berbeda. Misalnya, cahaya bergerak 25% lebih lambat melalui air dan 59% lebih lambat melalui berlian.

Partikel seperti elektron, neutron, atau neutrino dapat melebihi foton cahaya di bahan-bahan tersebut. Lalu bagaimana cahaya dalam ruang hampa?

Struktur ruang angkasa bergerak lebih cepat melebihi kecepatan cahaya selama Big Bang. Para fisikawan pun menyebut lubang cacing dan belitan kuantum mungkin bisa 'bergerak' lebih cepat dibandingkan cahaya.

Sumber: Georgia State University dan Tech Insider


15. Ruang angkasa yang hampa bersuhu dingin
foto: Getty Images

Jika kamu berada di kegelapan total di tempat terdingin di alam semesta, maka suhunya bisa mencapai minus ruang vakum bisa turun ke minus 270 derajat Celsius. Tapi kalau kamu berada di jalur sinar matahari di dekat Bumi, suhunya bisa mencapai 121 derajat celsius. Itu sebabnya para astronot mengenakan pakaian antariksa putih untuk memantulkan cahaya.

Sumber: NASA


16. Hanya ada tiga jenis zat: Padat, Cair, dan Gas
foto: Flickr/Jared Tarbell

Selain ketiga zat di atas, ada zat penting lainnya yang bernama plasma. Benda padat di alam semesta memang berlimpah. Tapi plasma jauh lebih berlimpah; bintang, termasuk matahari adalah contoh kecil plasma.

Sumber: NASA dan Southwest Research Institute

0 Response to " 16 Mitos seputar sains ini tak boleh lagi kamu percayai, salah kaprah! "

Posting Komentar