Untuk Seseorang di Masa Lalu: Andai Aku & Kamu Seperti Cinta & Rangga yang Berani Menuntaskan Perasaan

Akhir pekan lalu kuhabiskan dengan menonton AAdC2. Kamu boleh bilang kalau aku ketinggalan. Terserah kamu. Tapi, aku menonton film ini untuk menghibur diri. Bukan untuk merasa keren karena menjadi penonton pertama. Bukan juga untuk merasa bangga karena aku mengajak kekasihku menonton serta.
Namun, film ini mengajarkanku sesuatu. Alangkah baiknya apabila kita menyelesaikan suatu permasalahan hingga tuntas. Ibarat kopi, jangan sampai ada bubuk yang tersisa kalau kamu masih bisa mengubahnya menjadi cairan hitam pekat. Begitu pun dengan perasaan.

Dalam menit-menit selanjutnya, aku takjub dengan pertemuan Cinta & Rangga. Betapa ksatrianya mereka bersua dan menuntaskan perasaannya.

Harus kuakui, Cinta dan Rangga adalah sosok yang perlu dikagumi. Saat orang lain menghindar dan gengsi mengucap maaf, mereka memilih untuk bertatap muka satu sama lain. Saat orang lain begitu pengecut dan malu berdamai dengan masa lampaunya, mereka jantan dan justru mengutarakannya.
Pertemuan kembali dua insan yang pernah didera hubungan tergantung itu tidaklah mudah.
Aku akui itu. Jika memang kesempatan itu ada, aku akan sangat emosional. Murka dan berteriak pada sosok di masa lampau itu. Namun, Cinta tetap tenang meski perasaan kesal menyeruak di dadanya. Begitu pula dengan Rangga yang selalu menjajal sabarnya.

Mereka membuatku berpikir tentang sosok di masa lalu. Di antara banyak orang yang pernah singgah, tersisa satu saja yang masih membuatku resah.

Di antara kekaguman itu, ada sosok yang langsung saja menggelayuti pikiranku. Entah kenapa itu kamu. Entah kenapa kamu yang menjadi hantu saat sosok-sosok lain juga ingin mendapat porsi. Mungkin, kamu yang terlalu berkesan. Berkesan karena kenangan denganmu begitu manis, namun sakit karena meninggalkanku saat rasa kasihku sedang di puncak.
Kau yang panas di kening, kau yang dingin dikenang.

Kamu yang sudah jadi masa laluku, kamu harus tahu begitu banyaknya ganjalan yang kamu tinggalkan. Seandainya kita bisa bertemu, mungkin kehidupan kita lebih nyaman.

Meriang, meriang, meriang.
Persis seperti itulah saat bayanganmu sontak muncul. Mengutuk diri sendiri gara-gara baper pun tak ada gunanya. Tapi, kamu harus tahu. Sesaat setelah kamu pergi, ada begitu banyak ganjalan yang sampai saat ini tak pernah terselesaikan.
Apa salahku? Apakah aku pernah membuat kamu begitu murka dan malu? Atau pernahkah aku tanpa sengaja membuat kamu merasa tak berguna seperti Rangga? Mungkinkah kamu memilih sosok yang berkali-kali lipat lebih pantas?
Kalau kamu mau bertemu sekarang dan menuntaskan pertanyaan-pertanyaan ini, aku yakin hidupku dan kamu jauh lebih nyaman. Tak akan ada pertanyaan dan pikiran mengganggu yang bisa datang sewaktu-waktu. Tidak ada beban lagi yang perlu kita bopong di atas pundak. Dendam dan benci pun hilang.

Jika kamu membaca suratku, tak perlu kamu ragu. Ini bukan berarti aku ingin kembali ke pelukanmu.

Aku tidak akan berbohong kalau aku ingin kamu membaca surat ini. Sebenarnya, sangat besar harapanku agar kita bisa saling bertemu. Namun kamu tak usah khawatir. Bukan berarti aku masih menyimpan perasaan dengan kamu. Bukan berarti aku berharap, kelak kisah kita akan dibawa seperti Cinta yang menyusul Rangga ke Amerika. Lantas, keduanya saling berpelukan di bawah rintik-rintik musim salju.
Toh jika Tuhan tidak pernah merestui, untuk apa kita mati-matian kembali?

Apapun dan bagaimana pun hidupmu saat ini, semoga kita dapat kembali berkawan dan berdamai dengan kenyataan.

Mungkin saat ini kamu sudah bersama dengan yang lain. Mungkin juga kamu sudah jauh-jauh lebih bahagia dengan hidup yang sekarang. Barangkali memiliki keluarga kecil yang saling melengkapi. Apapun dan bagaimana kamu sekarang, aku harap kamu mengerti.
Yang kita butuhkan sekarang hanyalah memperbaiki silaturahmi. Kembali berkawan dan berdamai dengan kenyataan.
Dari aku,
Sosok yang pernah kamu tinggalkan begitu saja.

0 Response to " Untuk Seseorang di Masa Lalu: Andai Aku & Kamu Seperti Cinta & Rangga yang Berani Menuntaskan Perasaan "

Posting Komentar