Dulu Terseret Pergaulan Bebas, Kini Al-Quran Jadi Penenang Jiwaku


Tulisan berikut ini merupakan kiriman sahabat Vemale, Syafira, untuk mengikuti Lomba Kisah Ramadan 2016. Ia menceritakan kisahnya yang dulu terseret dalam pergaulan bebas dan kini kembali pada Al-Quran.
Bulan ramadhan 1437 H merupakan bulan yang paling berkah bagiku. Mengapa tidak? Di sinilah, awal bagiku untuk memulai suatu perubahan yang belum pernah sama sekali terjadi di dalam kehidupanku. Ya, aku memutuskan untuk memulai menghafalkan Al-Quran. Kitab yang selama ini jarang tersentuh apalagi seperti anak muda bagiku.

Sebelum aku melanjutkan ceritaku, alangkah baiknya aku memperkenalkan diri. Aku seorang perempuan remaja belasan tahun yang sedang mengenyam pendidikan di salah satu universitas di Pekalongan. Bagiku dan sebagian remaja, agama adalah pegangan hidup untuk menggapai kehidupan di akhirat nanti. Namun, aku sempat berpikir untuk apa aku menghafalkan Al-Quran sedang tingkah dan lakuku saja belum sesuai dengan syariat-syariat Islam.

Lingkungan dan Pergaulan
Aku dibesarkan di keluarga yang memang ketat terhadap agama. Sejak kecil orang tuaku pun selalu mengajarkanku untuk shalat 5 waktu, berhijab sejak dini, berpuasa, mengaji dan sebagainya. Akan tetapi ketika aku beranjak dewasa, aku merasa semakin jauh dari Allah. Semakin besar lingkungan pergaulanku, semakin beragam pula teman-teman yang aku kenal.

Awalnya aku mengenal seorang pria yang menjadi pacarku. Awalnya aku tidak ikut terseret ke dalam arus yang ia buat. Namun lama-kelamaan ia menyeretku ke dalam kemaksiatan yang sangat merugikan diriku sendiri. Dan aku pun terseret ke dalam pergaulan bebas yang penuh dosa.

Berpikir Untuk Berubah
Awal tahun 2016, aku mulai berpikir untuk mengubah segala tingkah dan lakuku. Ketika aku mulai terpuruk akan pergaulan bebasku, aku merasa terlalu banyak berdosa kepada kedua orangtuaku. Aku pun memulai kembali membaca buku-buku, artikel-artikel, dan video-video tentang keislaman. Di situlah aku menemukan kembali konsep-konsep ketuhanan. Bagaimana cara mendekati dan menjauhi larangannya, bagaimana cara agar aku bisa menyelamatkan kedua orang tuaku dari panasnya siksa api neraka akibat perbuatanku.

Dari sinilah aku mulai sedikit demi sedikit menghafalkan Al-Quran dan mengubah tingkah lakuku yang sesuai dengan anjuran-Nya.
 
Aku pun sedikit menemukan cuplikan hadits dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Penghafal Al-Quran akan datang pada hari kiamat, kemudian Al-Quran akan berkata: Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia, kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan), Al-Quran kembali meminta: Wahai Tuhanku tambahkanlah, maka orang itu dipakaikan jubah karamah. Kemudian Al Quran memohon lagi: Wahai Tuhanku ridhailah dia, maka Allah meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu, bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga), dan Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan.”
(HR. Tirmidzi, hadits hasan {2916}, Inu Khuzaimah, Al Hakim, ia menilainya hadits shahih). 
Dan akhirnya sejak awal tahun 2016, aku mulai menghafal Al-Quran sedikit demi sedikit. Aku selalu bersyukur karena Allah masih mengizinkanku untuk menyelamatkan kedua orangtuaku. Semoga Allah mengampuni dosa-dosaku, senantiasa memberiku jalan untuk menuju ke Jannah-Nya, dan tetap beristiqomah. Aamiin.

0 Response to " Dulu Terseret Pergaulan Bebas, Kini Al-Quran Jadi Penenang Jiwaku "

Posting Komentar