Meninggal karena Kanker Otak, Via Tinggalkan Pesan Mengejutkan Buat Mamanya


"Kata Mamaku, Sholat itu wajib, kalo engga dilakuin kita akan Dosa, dan Allah akan marah, sholat subuh itu sholat pagi, biasanya jam 5 Via"
"Kok Mama enggak ngasih tau aku yaa Sil?"
"Mungkin mama kamu lupa"
Via terus termenung sepanjang jalan, tanpa disadari mereka sampai di Sekolah, kebetulan saja Guru saat itu mengajarkan bagaimana cara Sholat sebagai mana anak didik Sekolah Dasar kelas 4.
Via sangat menikmati dan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh sampai ia mampu menghafal waktu sholat sebagaimana nama yang ditentukan, satu pesan yang ia ingat dari Gurunya 'Sholatlah sebelum dishalatkan'.
Dua jam berlalu, tiba dimana mereka beristirahat, lagi-lagi Via berbincang dengan kawan baiknya, Sila.
"Sila, pulang sekolah nanti aku mau sholat Dzuhur dong"
"Wah, bagus dong, aku juga mau sholat, gimana kalo kita sholat bareng di rumah aku?"
"Aku mau, aku mau"
Waktu berlalu, hingga tiba di mana mereka pulang dari Sekolah. Tepat Seorang Ibu menyambut kedatangan anaknya, Sila.
"Assalamualaikum, Mama"
"Waalaikummussalam, anak mama udah pulang yaa"
Dengan teriakan mungil dan sambutan hangat membuat Via tersipu haru.
"Mah, Via mau sholat bareng aku di sini"
"Wah, bagus dong, kita sholat bareng yuk, nanti makan siang bareng juga yaa"
Via hanya tersenyum merasa malu. Mereka sembahyang bersama, di mana Ibu Sila menjadi imam saat itu, tak lama mereka selesai sholat, kemudian berbincang.
"Tante, kok mama enggak pernah ajarin aku sholat ya? kasih tau aku juga gak, aku mau sholat terus tante sebelum disholatin."tanya bimbang Via pada Ibunda Sila.
"Mungkin mamanya Via sibuk, tapi Via bisa kok belajar sholat di sini, kalo Via mau, kita bisa belajar ngaji juga" hibur Ibunda Sila.
"Via mau Tante, Via mau"
Mereka mulai belajar mengaji, dan Via dengan pandainya memahami apa yang diajarkan.
"Alhamdulillah, belajarnya udah selesai ya, yuk kita makan" ajak Ibunda Sila.
"Tante, Via mau pulang aja, makan di rumah aja, Via takut Mama nungguin Via pulang" sahut Via.
"Yaaahhh, Via" jawab Sila dengan wajah manyun nan mungil.
"Ya udah, hati-hati yaa Via" pesan Ibunda Sila.
"Baik Tante, dah Tante, dah Sila" ucap Via melambaikan tangan.
"Eh, Via tunggu, mana salamnya?" tegur Ibunda Sila.
"Oh iya, Assalamualaikum" ujar Via sambil berjalan.
"Wa'alaikummussalam.."
Sampai di rumah, Via menulis sesuatu pada sebuah diary kesayangannya, ia menceritakan akan kegundahannya selama ini, sedang kedua orang tuanya tetap sibuk bekerja. Via melakukan sholat dan mengaji seorang diri .
Malam telah tiba, Via merasakan pusing, wajahnya nampak pucat, badannya panas dingin, ia berusaha memberitahukan Ibundanya, tapi sayang, Ibundanya tetap mementingkan pekerjaan, sedang Ayahnya telah tiada, meninggal karena kankeryang diterimanya.
Via tidak masuk sekolah, namun ia tetap mengerjakan sholat dan mengaji di rumah. Satu minggu berlalu dan terus berjalan sama.
Sila yang banyak menyimpan tanya akan ketidakhadiran kawannya di sekolah, membuatnya menuangkan hasrat pada Ibundanya.
"Mah, udah Satu Minggu aku enggak liat Via ke sekolah, dia kemana ya Mah?"
"Masa sih nak? Kita ke rumahnya yuk sekarang"
"Hayuk Mah "
Sila dan Ibundanya bergegas, menjenguk Via. Saat sampai di rumah Via, nampak pintu tak dikunci, dan tak ada jawaban salam sama sekali.
Di situ Via mendengar ucapan salam nya, dan berusaha ingin membuka pintu, namun sayang, tubuh yang sangat lemah tak mampu untuk berjalan, akhirnya ia terjatuh pingsan bersama guci bunga yang jatuh kemudian pecah.
Dengan wajah terkejut mendengar suara pecahan kaca, Sila dan Ibundanya terpaksa masuk, terlihat Via tergeletak, Ibundanya segera membawanya ke Rumah Sakit terdekat.
"Masya Allah, Via. Bangun nak, bangun sayang"
Dokter tak memperbolehkan Sila dan Ibundanya masuk, dengan penuh rasa cemas dan berusaha menghubungi Orang Tua Via sambil berdo'a dan terus menyebut asma Allah.
"Assalamualaikum, Bu Tanti?"
"Iya, ada apa bu?"
"Via anak Ibu masuk Rumah Sakit Husada, ia pingsan saat aku dan anakku menjenguknya"
Tiba-tiba telepon mati, dan tak lama dokter keluar menemui Sila dan Ibundanya.
"Bagaimana Dok?"
"Maaf bu, Via tak dapat tertolong, ia mengidap kanker otak dan sudah lama ia tahan, akhirnya membahayakan nyawanya hingga tak dapat tertolong" 
"Innalillahi"
Sila menangis dan memaksa masuk ke dalam, begitupun dengan Ibundanya yang sudah menganggap Via sebagai anaknya karena sudah berteman lama dengan Sila anaknya.
"Via, bangun, ini aku Sila, kita harus sekolah Via, bangun" isak tangis Sila berupaya membangunkan Via.
"Via, bangun sayang, bangun nak"
Terlihat Ibunda Via berlari menghampiri, jenazah Via.
"Nak, ini Ibu nak, bangun sayang, bangun nak ini ibu. Bu, Via baik baik aja kan?" terisak tangis dan bertanya pada Ibunda Sila.
"Maaf bu, Via telah meninggal" rintih jawab Ibunda Sila.
Ibunda Via melemah dan jatuh pingsan, tak lama tersadar dalam keadaan terlentang di kamar tepat di rumahnya.
"Bu, Via mana bu?" tanya gesa Ibunda Via.
"Sudah ke pemakaman bu, ini Saya temukan Diary Via"
Diary Via:
"Pesan untuk Mama,
Mama kenapa enggak pernah ajarin Via sholat mah? Kenapa Mama enggak pernah ajarin Via Ngaji? Mama juga sibuk, sampai Via sakit Mama enggak perduli, tapi enggak papa, karena Via sekarang udah tau semuanya, dan Via mau Sholat sebelum disholatin, apa kata Ibu Guru bilang di sekolah, padahal Via mau banget Mama bangunin Via buat sholat gini loh Mah "Via, bangun sayang, bangun, kita sholat yuk" kalo sampe Via dibangunin setelah disholatin kan enggak bisa Mama, kapan lagi mau bangunin Via? Mama jangan lupa sholat ya Mah.
Via Sayang Mama..."
Ibunda Via bergegas ke pemakaman, menyaksikan penguburan Via, setelah terkubur, sambil menabur bunga, terbayang betul bayang-bayang mungil semasa hidupnya.
Sepeninggalan si mungil, Ibunda Viapun mulai untuk taat beribadah dan tidak lagi meninggalkan sholat, bukan hanya itu, Ibunda Viapun mulai rajin mengaji.
Amanat dari CERPEN ini :
"Jangan tunggu sampai nanti untuk mengajarkan anak mengenal agamanya, dan jangan sampai terlambat, hingga ia bertanya"(*)

0 Response to " Meninggal karena Kanker Otak, Via Tinggalkan Pesan Mengejutkan Buat Mamanya "

Posting Komentar