Setelah ledakan bom di Sarinah yang menelan korban berjumlah 33 orang. Tanda pagar (tagar) #prayforjakarta, #kamitidaktakut dan #jakartaberani langsung ramai di media sosial.
Benarkah pasang tanda pagar usai teror justru buat teroris senang?
Pengamat terorisme Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati mengatakan, pelaku teroris pasti senang melihat masyarakat ramai di media sosial memasang tanda tagar seperti #prayforjakarta. Pasalnya, pasang tanda tagar usai teror menjadi tujuan keberhasilan teroris melakukan aksinya.
"Teror sendiri kan maknanya mencari atensi agar eksistensi diakui dengan cara menimbulkan suasana mencekam. Saya rasa meski belum ada penelitian serius tagline itu membuat suasana menjadi ramai, gaduh dan menarik atensi, tentu itu tujuan dari teroris juga," kata Susaningtyas kepada merdeka.com, Jumat (15/1).
Menurut dia, masyarakat juga mudah terpengaruh dalam media sosial. Apalagi media sosial menjadi tujuan hidup lantaran isinya dianggap menjanjikan.
"Seperti pray for Jakarta tentu membuat mereka (teroris) senang karena di situ terasa masyarakat Jakarta tercekam. Meski makna katanya kan bagus," kata dia.
Sebelumnya, lebih dari 76 ribu pengguna Twitter menuliskan hashtag (tagar) pray for Jakarta. Di bawahnya, kata Sarinah banyak dituliskan pengguna akun berlambang burung tersebut.
Mereka umumnya menyampaikan rasa duka yang mendalam atas terjadinya ledakan di pos polisi dan cafe Starbucks di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (14/1).
"Innalillahi Wa Innailahi Rajiun semoga orang-orang yang bekerja di daerah sana selalu dilindungi Allah ta'ala #prayforjakarta" seperti ditulis akun @rheztynovita.
Tak hanya itu, netizen juga berharap aparat keamanan bisa segera mengatasi peristiwa tersebut. "Semoga pemerintah dan aparat bisa segera mengatasinya sehingga tidak bertambah jumlah korbannya," cuit akun @heriakhmadi.
0 Response to " Benarkah pasang tag usai teror buat teroris senang? "
Posting Komentar